- KISS
KISS (Keep It Simple, Stupid) adalah prinsip dalam rekayasa perangkat lunak yang mengatakan bahwa solusi yang paling sederhana adalah yang terbaik. Prinsip ini mengajarkan bahwa perangkat lunak yang dirancang dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami, biasanya lebih efektif dan efisien daripada perangkat lunak yang dirancang dengan cara yang rumit.
Dalam praktiknya, prinsip KISS menekankan pentingnya untuk menghindari penggunaan teknologi atau desain yang kompleks dan tidak perlu, serta meminimalkan kompleksitas di setiap tahap pengembangan perangkat lunak. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan struktur kode yang sederhana juga merupakan bagian dari penerapan prinsip KISS.
Dengan menerapkan prinsip KISS, pengembang perangkat lunak dapat mempercepat waktu pengembangan, memudahkan pemeliharaan dan pengujian kode, serta meningkatkan keandalan dan kualitas perangkat lunak.
Namun, seperti dengan prinsip-prinsip lain dalam rekayasa perangkat lunak, penerapan prinsip KISS tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah dalam situasi yang kompleks atau memerlukan teknologi canggih. Oleh karena itu, prinsip ini harus diterapkan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan pengembangan perangkat lunak.
2. DRY
Prinsip DRY (Don’t Repeat Yourself) adalah prinsip dalam rekayasa perangkat lunak yang mengatakan bahwa setiap informasi dalam sistem harus memiliki representasi tunggal, artinya setiap bagian dari sistem harus memiliki satu sumber kebenaran tunggal yang secara otoritatif mendefinisikan itu.
Dalam praktiknya, prinsip DRY menekankan pentingnya untuk menghindari duplikasi kode dan logika dalam perangkat lunak. Ketika ada beberapa bagian dari kode yang memiliki fungsi yang sama, maka fungsionalitas tersebut harus dikapsulasi dalam satu bagian kode yang dapat diakses oleh semua bagian perangkat lunak yang memerlukan fungsi tersebut.
Dengan menerapkan prinsip DRY, pengembang perangkat lunak dapat menghindari kode yang berlebihan, memudahkan pemeliharaan kode, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi kerentanan perangkat lunak terhadap kesalahan dan bug.
Namun, seperti halnya dengan prinsip YAGNI, prinsip DRY tidak selalu dapat diterapkan secara sempurna dalam semua situasi, dan pengembang perangkat lunak harus menggunakan pertimbangan yang matang saat memutuskan kapan harus mematuhi atau mengabaikan prinsip tersebut.
3. YAGNI
Prinsip YAGNI (You Ain’t Gonna Need It) adalah prinsip dalam rekayasa perangkat lunak yang mengatakan bahwa fitur atau fungsi yang tidak diperlukan saat ini tidak boleh ditambahkan ke dalam perangkat lunak. Prinsip ini bertujuan untuk menghindari over-engineering dan memastikan bahwa perangkat lunak hanya memiliki fitur yang benar-benar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Dengan prinsip YAGNI, pengembang perangkat lunak tidak perlu merancang atau mengimplementasikan fitur yang mungkin dibutuhkan di masa depan, tetapi tidak dibutuhkan saat ini. Prinsip ini juga berlaku untuk optimasi dan generalisasi yang tidak diperlukan.
Penerapan prinsip YAGNI dapat membantu pengembang perangkat lunak menghemat waktu dan usaha dalam pengembangan, mempercepat waktu perilisan produk, dan mengurangi kompleksitas dan kerentanan perangkat lunak.